“Gue suka ada sesi ngobrol sama hewan kurbannya, kan. Nanti malam, tuh, gue mau ngobrol sama semua hewan kurban gue. Nanti malam itu biasanya itu sudah mulai galau gue, dari mulai entar (nanti) malam sampai hari H usdah galau, gitu,” ujar Irfan Hakim ditemui di rumahnya di Bekasi, Jawa Barat, Sabtu.
Irfan Hakim percaya bahwa hewan, sebagai makhluk hidup, memiliki kemampuan untuk berkomunikasi. Dia bahkan mendatangkan dokter ahli komunikasi hewan sebagai perantara komunikasi antara dia dan hewan-hewan tersebut.
Baca juga: Irfan Hakim siapkan 4 sapi berukuran besar untuk kurban tahun ini
Sebelum hari penyembelihan, Irfan Hakim, 48 tahun, itu selalu mengajak hewan kurbannya berbicara, memberikan penjelasan tentang tujuan kurban tersebut.
Menurut dia, penting untuk memberikan pemahaman kepada hewan tentang makna kurban, bahwa mereka dipilih untuk tujuan mulia. Irfan Hakim mengatakan ketika dia menyampaikan hal tersebut, hewan-hewan itu merespons dengan cara mereka sendiri, baik melalui pandangan mata, lenguhan, maupun gerakan.
“Jangankan untuk hewan kurban, hewan-hewan peliharaan gue semuanya gue ajak ngobrol. Dan mereka menjawab, kayak bisa dilihat dari matanya, lenguhannya, gerak geriknya, kayak gitu,” ucap Irfan, yang memang seorang pencinta binatang.
Bagi Irfan, kurban bukan sekadar proses membeli hewan, mentransfer uang, menerima hewan, berfoto, dan membagikan daging mereka. Dia merasakan adanya hubungan emosional yang mendalam dengan hewan-hewan tersebut.
Setiap malam, terutama pada malam takbiran, dia selalu mengunjungi kandang dan berbicara dengan sapi-sapinya untuk memberikan pesan perpisahan dengan penuh cinta. Pada tahun ini, Irfan merasakan bahwa bukan hanya dia yang merasa galau, tetapi, juga para pengasuh hewannya.
“Jadi, kalau ditanya galau, yang galau bukan gue doang, tapi, ini berjamaah karena sebegitu cintanya. Dan itu adalah bedanya antara hanya berkurban dan berkurban dengan melibatkan rasa,” kata dia.
Baca juga: Sapi bali jadi primadona hewan kurban pilihan warga di Jakarta
Irfan merasa bahwa melibatkan perasaan dalam proses kurban membuatnya memahami hakikat sebenarnya dari pengorbanan, seperti yang dilakukan Nabi Ibrahim kepada Nabi Ismail.
“Gue merasa ini tuh hakikatnya seperti Nabi Ibrahim mengorbankan Nabi Ismail, anak yang dinanti karena ketaatan harus pisah. Nah, itu, tuh, mengorbankan sesuatu yang disayang berat dan selalu ada godaan,” kata dia.
Irfan telah menyiapkan empat ekor sapi berukuran besar, tiga di antaranya akan dikurbankan tahun ini. Empat sapi tersebut diberi nama unik olehnya, yaitu Condrosimo, Janoko, Nicki, dan Bomber.
Sapi Janoko akan dikurbankan tahun depan. Tahun ini, Irfan dan timnya akan berkurban enam sapi, tiga lainnya merupakan milik kerabatnya.
Baca juga: Presiden beli sapi warga Bandung Rp100 juta untuk kurban di 3 lokasi
Baca juga: Lima resep olahan daging sapi dan kambing untuk sambut Idul Adha
Baca juga: Dokter hewan berikan kiat dalam memilih hewan kurban yang sehat
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ZephyrSec 2024