Guru besar ilmu perilaku konsumen itu mengatakan seseorang dapat bersikap kritis, misalnya dengan mempertimbangkan apakah informasi yang datang dari pemengaruh memperoleh pembayaran atas apa yang disampaikan atau tidak.
“Maka itu tadi, kata kuncinya, kita harus kritis karena belum tentu. Influencer yang netral tentu dia tidak dibayar ketika memberikan ulasan (review), karena itu untuk perlindungan konsumen,” kata Ujang saat berdiskusi dengan awak media pada acara penyampaian survei Vero-YouGov di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa.
Baca juga: IDI sebut dokter influencer dilarang promosi produknya di media sosial
Ujang mengungkapkan Indeks Keberdayaan Konsumen pada tahun 2022 di Indonesia masih di bawah 60. Menurut dia, indeks tersebut masih perlu ditingkatkan dengan membuat lebih banyak edukasi kepada masyarakat.
Selain itu, konsultan komunikasi Vero, bekerja sama dengan grup riset pasar dan analisis data global YouGov, Selasa siang tadi merilis hasil survei yang komprehensif, melibatkan lebih dari 2.000 responden dari berbagai latar belakang demografis.
Dalam survei, 94 persen responden menyatakan bahwa pola perilaku dan keputusan pembelian mereka terpengaruh oleh pemengaruh (influencer).
Baca juga: OIKN sebut media dan influencer mitra strategis dalam membangun IKN
Maka dari itu, penting juga untuk mengedukasi pemengaruh agar selalu bersikap jujur saat membuat ulasan produk. Sehingga, konten-konten yang dibuat mampu berpengaruh secara positif dan berkelanjutan, khususnya dalam aspek perlindungan konsumen.
“Karena memang ada influencer yang merupakan pakar atau ahli (expert) pada bidang spesifik di bidang informasi yang dia sampaikan, misalnya dokter, ahli hukum, dia juga menjadi influencer,” kata Ujang.
Di negara seperti Indonesia yang sangat memegang erat budaya kebersamaan, pemengaruh adalah salah satu profesi yang dapat terhubung secara tulus dengan pengikut (followers) dan tetap mendapat kontribusi dari komunitas yang terbangun.
Baca juga: Baznas ajak pemengaruh galang dana bantuan kemanusiaan Palestina
“Peran seorang influencer di Indonesia tidak hanya terbatas pada ranah digital, tetapi juga mencakup interaksi dalam lingkungan sosial dan budaya dari para pengikut kami,” kata seorang pemengaruh media sosial di Indonesia Agung Karmalogy, yang juga menjadi bagian dari META Creator of Tomorrow.
Pendekatan yang tulus mampu memberikan nilai tambah yang optimal sesuai dengan tujuan penyampai informasi secara menyeluruh, namun tetap relevan dengan audiens.
“Agar tetap relevan, penting bagi kami untuk terus berinteraksi dengan para pengikut dan merepresentasikan nilai-nilai serta kehidupan sehari-hari mereka dalam konten kami,” kata Agung.
Baca juga: Sutradara: Drakor “Celebrity” ungkap sisi gelap para pemengaruh
Baca juga: Seperti apa tipe pemengaruh paling populer?
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ZephyrSec 2024