Dalam dinamika sosial kehidupan manusia, kita seringkali menemukan dua tipe kepribadian yaitu, introvert dan ekstrovert.
Introvert atau Introversi adalah kepribadian yang membuat seseorang cenderung lebih suka menyendiri, mereka merasa lebih nyaman dan fokus pada pikiran dan imajinasi yang mereka ciptakan sendiri, daripada apa yang terjadi secara eksternal di sosial. Mereka menikmati dan menghabiskan waktu hanya dengan satu atau dua orang, daripada berkelompok dengan orang banyak.
Orang yang Introvert dikenal dengan sikapnya yang suka menahan diri, pasif, penuh pertimbangan dan lebih suka merahasiakan keadaan emosional. Mereka merasa lebih nyaman dan bersemangat dalam lingkungan yang sepi atau minim rangsangan dan sering kali lebih menyukai interaksi hanya dengan satu orang atau kelompok kecil.
Mereka merasa interaksi sosial yang berlebihan akan menguras energi dan membuat perasaan mereka resah dan lelah.
Orang yang memiliki sifat Introvert biasanya disebabkan oleh hal-hal berikut;
1. Faktor genetik
Berdasarkan hasil studi yang telah dilakukan, ditemukan bahwa seseorang bisa menjadi Introvert karena diwariskan oleh pendahulunya seperti sifat bawaan orang tuanya. Hal dapat mempengaruhi cara otak dalam merespon rangsangan dari lingkungan sosial sekitar
2. Pengalaman masa kecil dan terpaan lingkungan
Cara seseorang dibesarkan dapat mempengaruhi kepribadian. Orang yang dibesarkan dalam lingkungan yang mendukung refleksi diri dan kegiatan soliter mungkin lebih besar potensinya untuk memiliki sifat Introvert.
Pengalaman sosial juga dapat berdampak kepada sifat seseorang untuk menjadi pribadi yang Introvert. Seperti pengalaman sosial dengan teman sebaya saat di sekolah ataupun dengan orang sekitar seperti pola asuh keluarga dan dunia sosial pertemanan.
3. Neurosains dan struktur otak
Seseorang yang memiliki sifat Introvert cenderung memiliki sistem saraf yang lebih sensitif terhadap rangsangan eksternal.
Hal ini menyebabkan mereka lebih mudah terstimulasi oleh lingkungan mereka dan membutuhkan waktu untuk memproses informasi tersebut. Penelitian juga menunjukkan bahwa introvert memiliki tingkat aktivitas yang lebih tinggi pada bagian otak yang terkait dengan pemikiran dan refleksi internal. Mereka cenderung lebih banyak menggunakan bagian otak yang terkait dengan memori dan perencanaan.
4. Kondisi sosial dan budaya
Seseorang yang biasanya tumbuh dengan keadaan sosial budaya dan norma yang menjunjung kedisiplinan, introspeksi dan kerendahan hati biasanya cenderung memiliki sifat introvert karena didukung oleh keadaan sosial dan budaya tersebut.
Tekanan dari teman sebaya dan lingkungan sosial juga dapat mempengaruhi kepribadian seseorang. Misalnya, jika seseorang merasa lebih diterima atau nyaman dalam situasi yang lebih tenang dan pribadi, mereka mungkin berkembang dengan kecenderungan introvert.
5. Pengaruh psikologis dan emosional
Jika Anda lebih merasa aman dan nyaman berada dalam situasi yang tenang dan tidak banyak orang mungkin Anda lebih cenderung menjadi pribadi yang Introvert. Beberapa orang juga mengembangkan sifat introvert sebagai mekanisme pertahanan dalam mengatasi stress atau kecemasan sosial.
6. Pengaruh hormon
Para Introvert memiliki respon yang lebih kuat atas hormon stress mereka yang membuat mereka lebih sensitif terhadap lingkungan yang penuh akan tekanan atau stimulasi tinggi.
Penyebab di atas merupakan faktor yang dapat membentuk pribadi menjadi introvert dalam menghadapi situasi sosial di hidupnya.
Baca juga: kapan hari introvert sedunia dan sejarahnya
Baca juga: Apa itu Introvert dan Ekstrovert beserta ciri-cirinya
Baca juga: Tips memilih aroma parfum sesuai dengan kepribadian
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ZephyrSec 2024