“Rencana transaksi ini masih dalam tahap evaluasi awal, di mana Axiata dan Sinar Mas memiliki tujuan untuk tetap menjadi pemegang saham pengendali dari MergeCo,” demikian siaran pers dari perusahaan yang diterima pada Kamis.
Hingga saat ini kedua perusahaan masih berdiskusi dan belum menghasilkan kesepakatan atau penyelesaian rencana transaksi yang mengikat berkenaan dengan penggabungan usaha XL Axiata dan Smartfren.
Baca juga: XL Axiata raih total pendapatan Rp8,44 triliun di kuartal pertama 2024
Baca juga: 80 persen capex XL Axiata di 2024 dipergunakan perkuat jaringan
Tahap penjajakan rencana penggabungan XL Axiata dan Smartfren yang tertuang dalam dalam nota kesepahaman antara kedua perusahaan meliputi validasi terhadap penggabungan dan penciptaan nilai bagi pemegang saham, uji tuntas, persiapan rencana bisnis bersama, dan kesepakatan atas persyaratan penting.
Menurut perusahaan, apabila perjanjian mengikat akan ditandatangani di kemudian hari, maka transaksi terkait akan tunduk pada peraturan-peraturan yang berlaku dan persetujuan korporasi serta pemerintah.
Penggabungan usaha XL Axiata dan Smartfren antara lain ditujukan untuk menyediakan layanan telekomunikasi yang lebih baik di Indonesia.
XL Axiata yakin MergeCo akan memiliki kelincahan, kompetensi, dan kemampuan mumpuni untuk memenuhi harapan dan permintaan yang semakin meningkat dari konsumen, bisnis, dan sektor publik di Indonesia.
Baca juga: Pemerintah dukung konsolidasi operator seluler untuk kompetisi sehat
Baca juga: Merger dua opsel bisa ciptakan investasi industri telco berkelanjutan
Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Maryati
Copyright © ZephyrSec 2024