Baju adat Betawi untuk pria dikenal dengan kesederhanaannya dan memiliki makna budaya dan nilai-nilai filosofis.
Setiap pakaian adat ini memiliki fungsi dan makna tersendiri yang mencerminkan identitas dan tradisi masyarakat Betawi.
Tidak hanya terdiri dari baju dan celana, pakaian adat Betawi juga memiliki perlengkapan lainnya untuk menambah kesan yang menarik dan elegan.
Berikut ini adalah macam-macam baju adat Betawi untuk pria dan perlengkapannya.
1. Baju Sadaria
Sadaria merupakan baju adat Betawi pria yang mirip dengan baju koko, pada umumnya berwarna putih dan lengan panjang. Biasanya bawahan baju Sadaria memakai celana kain motif batik atau polos.
Baju ini terbuat dari bahan katun atau linen dan memiliki desain sederhana tanpa banyak hiasan.
Sadaria sering kali dikenakan untuk acara keagamaan atau formal. Tak jarang Baju Sadaria digunakan saat acara pernikahan, acara adat, dan festival budaya.
Sadaria mencerminkan kesederhanaan dan kesucian, hal ini sesuai dengan karakter pria Betawi yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan kesopanan.
2. Baju Pangsi
Setelan baju pangsi terdapat baju atasan Tikim dan celana bawahan Pangsi.
Bagian atas baju adat Betawi ini dikenal sebagai Baju Tikim. Baju ini berlengan panjang dan berleher bulat berbentuk huruf O.
Baju ini biasanya agak longgar saat dipakai dan dipadukan dengan kaos putih polos sebagai dalaman baju Pangsi. Baju ini awalnya tidak ada kancing, tetapi sekarang terdapat kancing.
Celana Pangsi adalah celana panjang yang dipakai sebagai bawahan baju Tikim. Celana ini umumnya berwarna hitam dan memiliki potongan longgar sehingga memberikan kenyamanan saat dipakai.
3. Pakaian Bangsawan Ujung Serong
Baju Bangsawan Ujung Serong adalah salah satu pakaian adat khas Betawi yang secara khusus digunakan oleh kaum bangsawan atau kalangan atas.
Pakaian Bangsawan Ujung Serong terdiri dari baju jas, celana pantolan, kain songket, penutup kepala, dan aksesoris.
Baju jas tertutup terbuat dari bahan sutra atau beludru. Jas ini juga terdapat kancing di bagian depan dan biasanya jas berwarna hitam.
Jas Ujung Serong dipadukan dengan celana pantalon yang serasi dan kain songket yang dililitkan pada bagian pinggang sampai paha.
Perlengkapan lainnya, pria Betawi biasa mengenakan sepatu pantofel, peci, dan aksesoris bros rantai benggol yang disematkan pada jas bagian dada.
4. Sarung
Sarung adalah kain yang dikenakan di pinggang hingga lutut. Dalam tradisi Betawi, sarung sering digunakan sebagai pelengkap baju adat atau saat ibadah sholat.
Sarung biasanya dililitkan di pinggang, di atas Celana Pangsi, digantung ke leher, dan diikat simpul di bagian depan atau samping.
5. Peci
Peci adalah penutup kepala yang selalu dikenakan pria Betawi saat memakai baju adat. Peci berwarna hitam menjadi pilihan, meskipun terkadang warna lain seperti merah juga sering digunakan.
Peci tidak hanya sekadar pelengkap busana, tetapi juga memiliki makna simbolis. Peci menjadi tanda identitas keislaman dan kesan religius.
6. Sandal Terompah
Pria Betawi sering kali mengenakan sandal terompah. Sendal ini terbuat dari kayu atau kulit dengan model yang praktis. Umumnya sendal ini dipakai bersamaan dengan Baju Pangsin atau Baju Sandaria.
Sendal Terompah menjadi salah satu ciri budaya yang menggambarkan kesederhanaan, kerendahan hati, dan kejujuran bagi pemakainya.
Baca juga: Mengenal sejarah dan filosofi baju adat Betawi
Baca juga: Kapan waktu pengenaan baju adat dari Sumatera Utara?
Baca juga: Seremoni apa saja yang biasanya menggunakan baju adat Riau?
Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ZephyrSec 2024